Pedetan / Bedetan merupakan produk pangan semi basah (Intermediate Moisture Food) hasil olahan lemuru khas Kabupaten Jembrana, Bali. Produk ini memanfaatkan daging lemuru tanpa tulang dan kepala yang diberi bumbu lalu dibentuk pipih menyerupai dendeng (sweet dried meat/fish). Pedetan memiliki rasa sedikit manis dan beraroma khas ketumbar.
Setiap wilayah di Jembrana memiliki teknik pembuatan Pedetan yang bervariasi. Hal tersebut menghasilkan pedetan dengan karakteristik yang beragam tergantung dari wilayah pembuatannya. Secara umum, Pedetan dibuat melalui proses pemberian bumbu seperti garam, ketumbar, gula kelapa, merica, cabe, jahe, dan bawang putih lalu dilanjutkan dengan proses pengeringan (manual atau buatan) selama tiga hingga lima hari.
Pedetan biasanya dikemas menggunakan besek atau nyiru. Kedua kemasan tersebut merupakan jenis kemasan tradisional yang terbuat dari anyaman bambu. Besek berbentuk seperti kotak keranjang, sementara Nyiru berbentuk seperti baki/nampan. Apabila disimpan pada suhu ruang (27oC), pedetan dapat bertahan hingga enam bulan.
Untuk mengkonsumsinya, pedetan harus diolah lebih lanjut. Variasi olahan pedetan dapat berbentuk goreng, tumis, sambal, pindang, dan sebagainya.
Singapurwa dkk (2014) menyebutkan bahwa dalam 100 gram pedetan yang dihasilkan dari enam desa di Kabupaten Jembrana terkandung rata-rata 55,57±0,34% protein, 15,40±1,13% kadar air, 1,24±0,03% kadar lemak, dan 8,57±0,18% kadar abu. Penelitian tersebut menyimpulkan pula bahwa pedetan dengan mutu terbaik merupakan Pedetan yang dihasilkan dari desa Melaya.
Referensi : Singapurwa NMAS, Darmadi NM, dan Semariyani AA. 2014. Characteristics of Traditional Food “Pedetan” in Jembrana Regency. International Journal on Advance Science Engineering Information Technology 4 (2) : 68-74